BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 20 Juni 2009

BIODATA

BIODATA
NAMA :GALUH AJENG MUSTIKA WARDANI
TTL : TUBAN 18 APRIL 1995
ALAMAT : Jln. tanjung no.843 desa Margomulyo kec.Kerek.
CITA-CITA :POLWAN
HOBBY :MEMBACA DAN BERSEPEDHA
MAKANAN KESUKAAN : BAKSO DAN NASI GORENG
MINUMAN KESUKAAN : YANG PENTING HALAL
BUAH KESUKAAN :DUREN DAN MANGGIS
AKTRIS FAFORIT : SHIREEN SUNGKAR,CHEELSEA OLIVIA
AKTOR FAFORIT :TEUKU WISNU,REZKY ADITYA
PELAJARAN YANG DI SUKAI :BHS INGGRIS,BHS INDO,IPA
MAPEL YG TDK DI SUKAI : SENI BUDAYA
LAGU FAFORIT : LASKAR PELANGI,DIAM TANPA KATA.

Kamis, 18 Juni 2009

KUMPULAN VIDEO LAGU

VIDEO LAGU UMBRELLA








VIDEO LAGU BUKAN BINTANG BIASA

ARABIC CALLIGRAPHY


with the expansion of islam, Arabic the language of the Qur'an, became the cultural language of the Muslim world during the ninth century A.D. With the development of education institution in cities such as Baghdad and Marv, works of alien cultures for example, Greek, Indian, Turkish, and Persian in the field of the Music, Mathematics, Astronomy, Natural Sciences, Medicine, and Philosophy, wich had so far been transleted only into Syiriac, were studied systematically, developed and documented in Arabic.


Calligraphy in Arabic is referred to as " Handasat Al-Khot" (the geometry of line). Khot (line) meaning letter or writing.


Since the rise of Islam, calligraphy has been a major art form. Numerous manuscript have survived describing new methods of writing and combining different scripts and also explaining diligently the shaping and proportioning of letters, the making and manipulation of pens for each script and the preparation of colours, inks and paper.


It is claimed that distinguished Abbasid Wazir (Minister) and Calligrapher Ibnu Muqlah 327 H/939 AD were the first to have developed a geometric method of construction and proportioning of Arabic letter in the cursive script. From the Abbased period on-words, the Arabic alphabet was adopted to other languages, such as Persian, Seljuk and Ottoman turkish, Hindustani, pushtu, Malay, Berber and Swahili.


The Naskhi Ta' liq script was developed in persia in the eleventh century A.D and the Diwani scripts were uset as the official script of the Ottoman Turkish and Empire. With the invention of these different cursiv scripts, calligraphy developed into major decoration art form, which provided scope for self expression to the artist in the Muslim world.

Rabu, 17 Juni 2009

BUMI WALI

Senin, 15 September 2008



Kalau Anda berkunjung ke Tuban, jangan lupa berziarah ke makam Sunan Bejagung. Memang, situs ini tak sepopuler makam Sunan Bonang. Tapi, jangan salah, selain mulai ramai dikunjungi, situs ini juga dikeramatkan orang. Mengapa?
Makam Sunan Bejagung atau Syech Abdullah Asy’ari terletak di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding. Sebuah tanah perdikan wilayah Kabupaten Tuban yang kering dan berbatu. Dari pusat kota yang digelari Bumi Ronggolawe itu hanya berjarak sekitar satu kilometer arah selatan, atau berada dalam satu jalur dengan objek wisata pemandian Bektiharjo.
Situs wisata religi ini dikeramatkan orang lantaran semasa hidupnya Sunan Bejagung dikenal sebagai penyulut pelita dan muadzin di Masjidil Haram. Konon, hanya Sunan Bejagung yang mampu melaksanakan tugas itu. Dan, yang menakjubkan, ketika waktu manjing (masuk) shalat isya’ tiba, Sunan Bejagung sudah kembali berada di tengah ratusan santrinya menjadi imam shalat.
Legenda tersebut hingga kini masih hidup dan dipahami sebagai salah satu kelebihan ulama kelahiran Hadrah Maut atau sekarang disebut Yaman itu.
Sudah Beraspal
Akses jalan menuju dua kompleks pemakaman yang disebut Bejagung Lor (utara) dan Bejagung Kidul (selatan) kini sudah beraspal hotmix.
Di kawasan ini juga terdapat kompleks pemakaman Citro Sunan yang letaknya hanya dibatasi jalan raya jurusan Tuban-Bojonegoro. Sebuah jalur alternatif pada jurusun yang sama ketika jalur Tuban-Surabaya atau jalur bawah mengalami kemacetan.
Menurut KH Dr Abdul Matin SH, penyusun Babad Sunan Bejagung, pada awalnya tidak ada istilah Bejagung Lor dan Kidul. “Karena memang Sunan Bejagung hanya ada satu yakni Syech Maulana Abdullah Asy’ari,” jelas Kiai Matin yang juga pengasuh Ponpes Sunan Bejagung. Diruntut secara garis dzurriyah, Kiai Matin termasuk keturunan ke-12 sunan yang semasa hidupnya dikenal santun dan lemah lembut itu.
Pangeran Kusumo
Sebutan dua nama berbeda itu, papar Kiai Matin, berawal dari kedatangan Pangeran Kusumo Hadiningrat atau Pangeran Sudimoro ke perdikan Bejagung atas perintah Syech Jumadil Kubro untuk memperdalam ilmu ketauhidan kepada Syeh Asy’ari. Karena wara’i-nya, lantas putra keempat Prabu Brawijaya atau Prabu Hayam Wuruk ini dijadikan menantu oleh Sunan Bejagung untuk menikahi salah seorang putrinya, Nyai Faiqoh.
Dalam perjalanannya, putra mahkota Majapahit yang meninggalkan gemerlap cahaya istana dan memilih menjadi santri Sunan Bejagung akibat konflik perebutan kekuasaan antara dua bersaudara Pangeran Wirabumi dan Putri Kusuma Wardani, kemudian berganti nama menjadi Hasyim Alamuddin atau yang kemudian lebih dikenal dengan gelar santrinya Pangeran Penghulu.
“Perdikan Bejagung Kidul inilah yang dulu menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan segala aktifitas pesantrennya yang dilakukan oleh Syech Asy’ari,” jelas Kiai Matin yang dikenal balaghah membedah berbagai kitab kuning dan pernah menakhodai NU Tuban sebagai Rais Tanfidziyah selama dua periode beruntun itu.
Dijelaskan Kiai Matin, karena memiliki kemampuan yang dianggap sudah setara dengan Sunan Bejagung, akhirnya seluruh tugas dakwah di Kasunan Bejagung diserahkan kepada Pangeran Penghulu. Itu adalah sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan Sunan Bejagung kepada putra mantunya.
Setelah semua tugas dakwah diserahkan kepada menantunya, kemudian Sunan Bejagung memilih uzlah (pindah) ke perdikan Bejagung Lor sampai akhir hayatnya. “Secara tradisi setiap peziarah yang akan melakukan rialat di makam Sunan Bejagung harus dimulai dari makam Bejagung Kidul terlebih dulu. Meski secara personal status maqam kewaliannya lebih tinggi dari Bejagung Lor,” kata Kiai Matin.
Apa yang dilakukan Sunan Bejagung ini mengikuti jejak dan ibarat Rasulullah s.a.w. ketika memiliki menantu Sayyidina Ali. Sabda Rasulullah: ana madinatul ilmu wa Aliyyu babuha. Faman arodal Madinah faya’tiha min babiha (saya ibarat kotanya ilmu, sedangkan Ali adalah pintunya. Maka barangsiapa akan menuju kota henaklah melalui pintu kota).

Bumi Wali

Sunan Bejagung yang terlahir dengan nama Maulana Abdullah Asy?ari adalah salah satu putra dari Syech Maulana Ibrahim Asmara bin Sayyid Jamaluddin Al Kusaini Al Kubro atau Syech Jamaludin Kubro yang kemudian kesohor dengan panggilan Syech Jumadil Kubro. Keturunan yang melahirkan generasi Wali Songo bersama kakak kandungnya Syech Maulana Ibrahim Asmoro Qodhi yang kelak lebih populer disebut Sunan Gresik.
Keduanya memilih Tuban sebagai rumah terakhir setelah mengemban misi dakwah menyebarkan Islam di Kadipaten (sekarang kabupaten) Tuban dari ayahandanya Syech Jumadil Kubro pasca meredupnya kejayaan kerajaan Pasai.
Dan di bumi Tuban itu pula jasad keduanya disemayamkan, sehingga bumi kabupaten ini kondang dengan sebutan Bumi Wali.
Maulana Ibrahim Asmoro Qodhi (Sunan Gesik) dimakamkan di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, lima kilometer arah timur kota Tuban.
Sedangkan Syech Asy’ari disemayamkan di tlatah Bejagung, tempat semasa hidupnya melakukan dakwah dengan senjata kelembutan dan kebersahajaan. (as’ad an-nawawi)

Obyek wisata di bumi Ronggolawe

OBYEK WISATA DI BUMI RONGGOLAWE


Bumi Ronggolawe atau kota Tuban mempunyai banyak sekali obyek wisata.Salah satu wisata di kota tuban adalah air terjun nglirip tempatnya di desa jojogan Kec Singgahan kabupaten Tuban.Selain itu masih banyak obyek-obyek wisata di kota Tuban lainnya.Misalnya PANTAI BOOM,PEMANDIAN UMUM BHAKTI HARJO,PEMANDIAN AIR PANAS PRATAAN,GUA PUTRI ASIH,GUA AKBAR,SUNAN BONANG,MUSEUM KAMBANG PUTIH,GUA MAHARANI, DAN GUA NGERONG.Di Museum kambang putih kita bisa melihat barang-barang kuno peninggalan jaman sejarah di masa lampau.Museum kambang putih ini adalah museum satu-satunya di kota tuban ini.Maka dari itu kita harus menjaga kelestariannya...................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jumat, 17 April 2009

cita-citaku


CITA-CITAKU


Cita-cita adalah harapanku,dan cita-cita adalah impianku.Aku harus bisa meraihnya,karena aku adalah tumpuan ayah ibuku.Ayah ibuku merawatku dari lahir sampai sebesar ini,dan apa yang mereka harapkan dari semua itu ? Yang mereka harapkan hanyalah sebongkah kebahagiaan untuku. Mereka bekerja keras untuk mencari nafkah demi mencapai cita-citanya.Ya sebuah cita-cita yang luhur. Dan mereka selalu memberi semangat untukku,merekalah yang mengobarkan semangatku untuk meraih cita-citaku.Aku ingin menjadi seorang polisi wanita (polwan) .Aku ingin menegakkan keadilan di kota ini.Membela rakyat kecil dan berbagi kasih sesama manusia untuk mengayomi rakyat -rakyat kecil yang terabaikan.Lewat lomba blogger ini saya ingin mengapresiasikan cita-cita saya,Terima kasih untuk telkom sekabupaten TUBAN telah memberi kesempatan kepada kani semua.